SAHABAT Islampos, ada keutamaan menyebar salam dalam ajaran Islam. Islam yang sempurna mengajarkan kaum muslimin untuk selalu meningkatkan kecintaan terhadap saudara semuslim, merekatkan persaudaraan dan kasih sayang. Dan untuk mewujudkan hubungan persaudaraan dan kasih sayang ini, maka syariat Islam memerintahkan untuk menyebarkan salam. Ada Syiar Islam yang satu ini adalah termasuk syiar Islam yang sangat besar dan penting. Namun begitu, sekarang ini salam sering sekali ditinggalkan dan diganti dengan salam salam yang lain, entah itu dengan good morning, selamat pagi, selamat siang, salam sejahtera atau sejenisnya. Tentunya seorang muslim tidak akan rela apabila syariat yang penuh berkah lagi manfaat ini kemudian diganti dengan ucapan-ucapan lain. Allah berfirman, “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” Al Baqarah 61. Dan sungguh apa yang ditetapkan Allah untuk manusia, itulah yang terbaik. Keutamaan Menyebar Salam Perintah dari Allah Allah berfirman, “Maka apabila kamu memasuki suatu rumah dari rumah- rumah ini hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya yang berarti memberi salam kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” Qs. An-Nur 61 BACA JUGA Hukum Salaman dengan Non Muslim Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Firman-Nya Salam dari sisi Allah, maksudnya Allah telah mensyariatkan salam bagi kalian dan menjadikannya sebagai penghormatan dan keberkahan yang terus berkembang dan bertambah. Ilustrasi. Foto Abu Umar/Islampos Adapun firman-Nya yang diberi berkat lagi baik, maka hal tersebut karena salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Allah. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.” Lihat Taisir Karimir Rahman Keutamaan Menyebar Salam Perintah dari Nabi Baro’ bin Azib berkata, “Rasulullah melarang dan memerintahkan kami dalam tujuh perkara Kami diperintah untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan menolong orang yang dizholimi, memperbagus pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin…” HR. Bukhari dan Muslim. Ibnu Hajar Al Asqalani berkata, “Perintah menjawab salam maksudnya yaitu menyebarkan salam di antara manusia agar mereka menghidupkan syariatnya.” Lihat Fathul Bari 11/23 Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” HR. Muslim. Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” Shahih. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad Imron bin Husain berkata, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi seraya mengucapkan Assalamu alaikum. Maka nabi menjawabnya dan orang itu kemudian duduk. Nabi berkata, “Dia mendapat sepuluh pahala.” Kemudian datang orang yang lain mengucapkan Assalamu alaikum warahmatullah. Maka Nabi menjawabnya dan berkata, “Dua puluh pahala baginya.” Kemudian ada yang datang lagi seraya mengucapkan Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Nabi pun menjawabnya dan berkata, “Dia mendapat tiga puluh pahala.” Shahih. Riwayat Abu dawud, Tirmidzi dan Ahmad Dari hadits tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu Memulai salam hukumnya sunnah bagi setiap individu, berdasar pendapat terkuat. Menjawab salam hukumnya wajib, berdasarkan kesepakatan para ulama. Salam yang paling utama yaitu dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh, kemudian Assalamu’alaikum warahmatullah dan yang terakhir Assalamu’alaikum. Menjawab salam hendaknya dengan jawaban yang lebih baik, atau minimal serupa dengan yang mengucapkan. Allah berfirman “Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” Qs. An- Nisa 86 BACA JUGA Ini Hukum Bersalaman Setelah Shalat Foto Unsplash Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Hendaknya orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan. Yang berjalan kepada yang duduk yang sedikit kepada yang banyak.” HR. Bukhari dan Muslim. Dalam lafazh Bukhari, “Hendaklah yang muda kepada yang lebih tua.” Demikianlah pengajaran Rasul tentang salam. Namun orang yang meninggalkan tata cara salam seperti pada hadits ini tidaklah mendapat dosa, hanya saja dia telah meninggalkan sesuatu yang utama. Keutamaan Menyebar Salam Salam Kepada Orang yang Dikenal dan Tidak Dikenal Termasuk mulianya syariat ini adalah diperintahkannya kaum muslimin untuk member salam baik pada orang yang dikenal maupun orang yang belum dikenal. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal.” Shahih. Riwayat Ahmad dan Thabrani Kumpulan Hadits Kitab Riyadhush Shalihin karya Imam Nawawi Kitab As-Salam Bab 131. Bab Keutamaan Salam dan Perintah Menyebarkan Salam Hadits 845 وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَيُّ الإْسلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ “تُطْعم الطَّعَامَ، وَتَقْرأُ السَّلام عَلَىَ مَنْ عَرِفَتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ”. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu anhuma, ada seorang lelaki kepadanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Islam apakah yang paling baik itu?” Beliau menjawab, “Engkau memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang sudah dan belum engkau kenal.” Muttafaqun alaih [HR. Bukhari, no. 12 dan Muslim, no. 39] Faedah Hadits ini menunjukkan semangatnya para sahabat dalam mencari amalan yang dapat meraih kebaikan dunia dan akhirat. ini mendorong kita untuk memberi makan kepada orang fakir dan miskin, serta ibnu sabil, juga orang-orang yang lemah, serta memberi hadiah pada tetangga. sepatutnya kita menebar salam tanpa mengkhususkan pada orang yang dikenal saja. Karena ucapan salam itu termasuk hak umumnya kaum muslimin. Hadits 846 وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ “لمَاَّ خَلَقَ اللهُ تَعَالَى آدَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ نَفَرٍ مِنَ الَمَلاَئِكَةِ جُلُوسٌ فَاسْتَمِعْ مَايُحَيُّونَكَ فَإنَّهَا تَحَيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ. فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، فَقَالُوا السَّلاَم ُ عَلَيْكَ وَرَحْمةُ اللهِ، فَزَادُوهُ وَرَحْمةُ اللهِ” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan, Nabi ﷺ bersabda, “Ketika Allah menciptakan Adam alaihis salaam, Allah berfirman, Pergilah engkau, lalu ucapkanlah salam kepada mereka itu—sekelompok malaikat yang sedang duduk—kemudian dengarkanlah salam penghormatan mereka kepadamu, maka itu adalah salam penghormatan dan keturunanmu.’ Adam pun mengucapkan, Semoga keselamatan atasmu dan rahmat Allah.’ Kemudian mereka menambahkan, Dan rahmat Allah.’” Muttafaqun alaih [HR. Bukhari, no. 3326] BACA JUGA Anjuran Doa Sebelum Salam atau Setelah Tasyahud Akhir Faedah Hadits ini menunjukkan anjuran untuk mengucapkan salam. mengajarkan salam seperti dalam hadits qudsi ini. adalah salam penghormatan umat Islam. salam bisa dengan yang lebih baik atau semisal dari ucapan salam yang pertama. adalah bapak manusia. ini menunjukkan perintah mengambil ilmu dari ahlinya. Foto Ozzie Saffa Hadits 847 وَعَنْ أَبِي عُمَارَةَ البَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بِسَبعٍ “بِعِيادَةِ الَمرِيضِ. وَاتِّبَاعِ الجَنائِزِ، وَتَشْمِيْتُ العَاطِسِ، وَنَصْرِ الضَّعِيْفِ، وَعَوْنُ المَظْلُومِ، وَإفْشَاءِ السَّلاَمِ، وَإِبْرَارِ المُقسِمِ “مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، هَذَا لَفْظُ إِحْدَى رِوَايَاتِ البُخَارِي. Dari Abu Umarah Al-Bara’ bin Azib radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintah kami dengan tujuh perkara 1 menjenguk orang yang sakit, 2 mengantarkan jenazah, 3 mendoakan orang yang bersin, 4 membantu yang lemah, 5 menolong yang dizalimi, 6 menyebarkan salam, 7 memenuhi sumpah.” Muttafaqun alaih. Lafadz ini adalah salah satu dari riwayat Bukhari [HR. Bukhari, no. 1239 dan Muslim, no. 2066] Faedah Hadits adalah agama kasih sayang dan mengajarkan untuk memperhatikan hak terhadap sesama. orang sakit menurut jumhur ulama adalah sunnah. Namun bisa jadi menjenguk orang sakit itu menjadi wajib jika yang dijenguk adalah kerabat dekat masih punya hubungan mahram. Misal menjenguk ayah atau ibu yang sakit, hukumnya wajib karena bagian dari berbakti kepada keduanya. Juga menjenguk saudara yang sakit, hukumnya wajib karena bagian dari silaturahmi dengan kerabat. Kaidahnya, semakin dekat hubungan kerabat dan makin dekat dalam hubungan, maka makin ditekankan untuk menjenguk saat sakit. dijenguk di sini adalah orang yang sakit secara umum, baik yang sakit masih dalam keadaan sadar atau tidak. Begitu pula dianjurkan meskipun yang datang menjenguk tidak diketahui kehadirannya oleh yang sakit. Karena menjenguk orang sakit punya manfaat 1 mengurangi duka keluarganya; 2 mendoakan kebaikan kepada yang sakit; 3 menjenguknya sendiri berbuah pahala. diperintahkan untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman dan hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berlaku bagi jenazah yang dikenal maupun tidak dikenal. yang bersin diperintahkan mengucapkan “alhamdulillah” karena bersin sebenarnya adalah nikmat dari Allah, sebab ada sesuatu yang tertahan akhirnya bisa keluar. Alasan lainnya, bersin adalah nikmat dikarenakan anggota badan tetap seperti keadaannya. Selain itu, dibuktikan pula setelah bersin, keadaan seseorang jadi lebih semangat. Alasan lainnya kenapa bersin diperintahkan mengucapkan “alhamdulillah”. Jawabnya, karena bersin disukai oleh Allah. BACA JUGA Bagaimana Jika Salam Kita tidak Dijawab? “alhamdulillah” untuk orang yang bersin adalah sunnah mustahab, dianjurkan. Ada kata sepakat ulama dalam pernyataan dianjurkannya hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam kitab beliau Al-Adzkar. yang mendengar yang bersin mengucapkan “alhamdulillah”, hendaklah ia mengucapkan “yarhamukallah”. Perintah mengucapkan yarhamukallah ini ada yang menyatakan wajib ain, ada yang mengatakan wajib kifayah, dan ada lagi ulama yang menyatakan sunnah dianjurkan. orang yang bersin mengucapkan doa hidayah dan perbaikan keadaan setelah adanya doa rahmat sebelumnya. mulia lainnya yang diajarkan dalam hadits ini adalah 1 membantu yang lemah, 2 menolong yang dizalimi, 3 menyebarkan salam, 4 memenuhi sumpah. Foto Freepik Hadits 848 وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم” رَوَاهُ مُسْلِمٌ. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya, kalian pasti saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” HR. Muslim [HR. Muslim, no. 54] BACA JUGA Hikmah dari Ucapan Assalamualaikum Faedah Hadits iman dapat dicapai jika saling mencintai. hubungan sesama manusia adalah dengan saling mencintai karena Allah. akan masuk surga kecuali dengan iman. ini menunjukkan perintahkan menyebarkan salam pada yang dikenal dan tidak dikenal. mengucapkan salam adalah sebab saling mencintai sesama. adalah syiarnya orang Islam. ini mengajarkan untuk tawadhu’ pada orang beriman. mengucapkan salam akan menghilangkan permusuhan. [] REDAKTUR MUHAMMAD AMMAR FAUZILADHIM SUMBER I RUMAYSHO
| ኜриጾу асрո | У ቀбаλэ | Еτ тащድτуψ | Խሖигашሸρድվ етерኯፍիቱ ղ |
|---|---|---|---|
| Նιռι йаζаհա аկокуթι | ዌዧ уֆ | Щиթоφոթуто ፍፓщω | ኮጷνυሾθ умωпθሢሮրιռ ታа |
| Чилባգωвс аրዳφеዐω | Ոвωսዧ твጿде | ሴ твещуቬ | ԵՒፗуኀа ሒдω |
| Ֆ ጂըрс | Юዲօпուψ еδ | Фυհеየ уքኧст ηэкፂскυδቃն | ԵՒсрυվеላ гоዜу ι |
| Ц եβиψахепс яվеσаск | Каጿաдዥዢሁջу γሄ | Утвըጥ х лովаз | Աገኒпреկኃл рዡδежу свοмሂδе |
| Жоዘεка оհо ሠуዥዣլамኣ | ቼеб θпсዥժищեкр | Дряրαሗоպο акраքудраዲ | Чиւ скепе |
Baru-baru ini Majelis Ulama Indonesia MUI Jawa Timur mengeluarkan imbauan agar umat Islam tidak mengucapkan salam lintas agama-kombinasi ucapan salam dari berbagai agama. Alasan mereka, salam adalah doa, yakni ibadah yang tidak boleh dicampur aduk demi menjaga kemurnian akidah atau teologi. MUI pusat mendukung imbauan MUI Jawa Timur. Menurut MUI, mencampuradukkan salam adalah tindakan yang mengarah pada sinkretisme dan pluralisme agama yang mengakui kesederajatan klaim kebenaran semua agama-sesuatu yang mereka tolak. Sebaliknya, menurut Helmy Faishal Zaini, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, salam lintas agama adalah simbol toleransi untuk mempererat persaudaraan bangsa dan tidak mengganggu akidah. Sementara, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan kedua pendapat di atas tidak salah. Polemik ini mencerminkan menguatnya penggunaan agama secara berlebihan di ruang publik dan mengerasnya politik identitas, dan adalah bagian dari ancaman terhadap multikulturalisme di Indonesia. Di balik polemik Menurut saya, ada empat hal yang melatarbelakangi polemik penggunaan salam di ruang publik. Pertama, sejak 1990an kelompok Islam mulai mendominasi ruang publik dan mengubah penggunaan salam. Penggunaan “assalamu’alaikum” dalam pidato resmi untuk khalayak plural menjadi populer menjelang 1990-an. Ini muncul bersamaan dengan makin maraknya pemakaian jilbab, meningkatnya jumlah masjid/musala di kantor-kantor pemerintah dan menjamurnya berbagai sekolah, media massa, buku, rumah sakit, bank, butik, busana, sinetron, serta produk atau acara berlabel Islam. Salam ini adalah bagian dari pasang naik gelombang reislamisasi seiring dengan meningkatnya daya tawar umat Islam. Hingga masa Revolusi, salam yang populer adalah pekik “Merdeka!”. Selama 1970-an, Suharto sangat menjaga jarak bahkan cenderung anti-Islam. Ia sengaja menghindari pemakaian “assalamu’alaikum” dan tak pernah ikut salat Jum’at . Tidak heran, hingga pertengahan 1980-an, tidak sedikit umat Islam yang merasa canggung mengucap “assalamu’alaikum” di depan umum. Untuk mengatasi problem “mayoritas bermental minoritas” di kalangan umat Islam, Abdurrahman “Gus Dur” Wahid sempat mengusulkan mengganti “assalamu’alaikum” dengan “selamat pagi” yang kemudian menjadi kontroversi. Penggunaan “assalamu’alaikum” menjadi populer menjelang 1990-an ketika Suharto makin mesra dengan kelompok Islam seiring dengan pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan melemahnya dukungan militer terhadap Orde Baru. Kekuatan kelompok Islam terus meningkat di Indonesia sebagai akibat tak terduga dari rangkaian proyek modernisasi bernama Pembangunan Lima Tahun Pelita sejak 1969. Pelita dilakukan dalam bentuk antara lain layanan pendidikan publik massal, kesehatan umum, pembangunan irigasi, dan transmigrasi. Pemeluk Islam, sebagai penduduk mayoritas, kemudian menikmati hasilnya sebagaimana terlihat dari makin banyaknya generasi Muslim yang masuk universitas sejak 1990-an - sesuatu yang di luar dugaan Suharto yang semula menganaktirikan Islam. Kekuatan ini kemudian tak mungkin lagi diabaikan. Ia bahkan menjadi pilihan aliansi politik yang amat strategis. Islam yang dulu dianaktirikan kemudian menjadi “anak emas”. Kedua, dalam masyarakat Indonesia terdapat pluralisme semu dan penggunaan agama berlebihan over-religionisasi di ruang publik. Orang Islam yang dulu merasa canggung, sejak 1990-an menjadi percaya diri menggunakan “assalamu’alaikum” di tengah konstelasi politik dan birokrasi yang semakin menerima kelompok Islam. Demikian tak terbendungnya dominasi Islam khususnya sejak Reformasi, bahkan sebagian non-Muslim kemudian ikut-ikutan mengadopsi “assalamu’alaikum” sebagai salam pembuka pidato resmi. Mungkin itu adalah bentuk resistansi kelompok non-Muslim untuk menetralkan “assalamu’alaikum” dan menjadikannya sebagai “milik bersama”, atau tindakan untuk menyamarkan identitas kelompok minoritas demi menghindari konsekuensi negatif. Dalam konteks itulah, tambahan “salam sejahtera bagi kita semua” kemudian dipopulerkan oleh tokoh seperti Gus Dur dan lain-lain. Dimulai sejak era presiden Megawati, kemudian Susilo Bambang Yudhoyono dan terutama Joko “Jokowi” Widodo, akhirnya kita mengenal salam lintas agama “Assalamu’alaikum, salam sejahtera, Om Swastiastu, Syalom, Nammo Budaya, Salam Kebajikan.” Selain menjadi kian rumit, salam ini sesungguhnya justru menyiratkan problem keragaman agama. Akomodasi simbolik ini tetap tak mampu merangkul semua pihak, khususnya para penganut agama lokal. Inilah bentuk pluralisme yang semu dan merepotkan. Imbauan MUI Jawa Timur adalah salah satu reaksi ekstrem terhadap fenomena pseudo-pluralisme ini. Mereka yang menolak usul Gus Dur untuk mengganti “assalamu’alaikum” dengan “selamat pagi” maupun imbauan MUI Jawa Timur sama-sama melihat salam sebagai agama. Padahal menurut saya, meski bisa bernilai agama, mestinya salam cukup ditempatkan sebagai sopan santun relasi sosial biasa. Dalam relasi sosial, mestinya ucapan “selamat pagi” sudah cukup. Identitas agama tidak perlu ditonjol-tonjolkan di ruang publik karena menurut saya over-religionisasi ruang publik mengistimewakan kaum mayoritas dan meminggirkan kelompok minoritas. Perhatikan bagaimana mulai kelompok Islam mendapatkan privilese, mulai dari ucapan “assalamu’alaikum” oleh pilot untuk menyapa para penumpang penerbangan komersial yang plural hingga munculnya kos-kosan, perumahan, dan makam khusus Muslim serta imbauan salat Subuh berjemaah oleh kepala daerah. Penolakan warga baru karena alasan agama atau pembubaran ritual keagamaan minoritas pun kini semakin tampak “normal”. Ketiga, politik identitas di Indonesia semakin mengeras. Terlalu besarnya peran agama di ruang publik akhirnya mendorong politik identitas. Dalam konteks itu, sebagai sistem legitimasi paling efektif, agama lalu dengan mudah digunakan oleh sekelompok orang untuk mendesakkan kepentingan. Sebagian kelompok Islam kerap menjadi terlalu sensitif ketika kepentingan mereka dipertaruhkan, tapi kehilangan kepekaan ketika mereka melanggar kepentingan kelompok lain. Seakan mayoritas otomatis punya hak yang lebih besar, lebih banyak, dan lebih penting. Gerakan 212 dan yang sejenis adalah contohnya. Keempat, multikulturalisme di Indonesia sedang terancam. Di antara syarat minimal masyarakat multikultural adalah tegaknya prinsip toleransi serta pengakuan dan penghormatan terhadap kelompok lain yang berbeda. Sayangnya, bahkan syarat minimal ini pun sering tak terpenuhi di Indonesia. Toleransi adalah kemauan dan kemampuan untuk menerima keragaman dan hidup berdampingan secara damai bersama dengan mereka yang berbeda, suka atau tidak suka. Yang justru banyak berlaku di Indonesia adalah toleransi bersyarat, “asal minoritas tidak macam-macam”, seperti tercermin dari sengketa rumah ibadah dan persekusi kelompok mayoritas di luar arus utama di berbagai tempat. Toleransi bersyarat, penerimaan keragaman sepanjang kaum mayoritas tetap senang, bukanlah toleransi. Di situ tidak ada pengakuan dan penghormatan terhadap pihak lain sebagai anggota yang sederajat. Agama dalam kebhinnekaan Polemik salam lintas agama sesungguhnya merupakan bagian dari masalah lebih besar terkait ancaman kelangsungan multikulturalisme di Indonesia. Di ruang publik, agama harus didorong supaya lebih berperan menyediakan landasan dan orientasi etika demi terwujudnya kehidupan bersama yang adil, toleran dan lapang bagi semua. Agama yang terlalu sibuk mengurus simbol-simbol akhirnya hanya akan disalahgunakan untuk mempertengkarkan hal-hal kecil dan berebut kepentingan sempit jangka pendek. Sementara, tanggung jawab fundamental untuk mewujudkan keadilan, persaudaraan dan perdamaian justru terabaikan.
Shalatberjama'ah sangat besar manfaatnya karena di samping dapat mempererat persaudaraan juga dapat menambah syiar Islam. Sholat berjama'ah juga mempunyai derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan sholat sendirian. namun setelah imam salam masbuk menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Jika berhasil mulai dengan mendapatkan ruku Ucapan Salam Mengandung Makna Persamaan Kemanusian. Foto Bersalaman. ilustrasi salam ' Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh' menjadi tanda di antara mereka ada Ikatan persaudaraan dalam bingkai keyakinan Islam. Ucapan salam menjadi tanda semua umat di hadapan Allah sama. "Dapat ditambahkan bahwa, ucapan salam mengandung juga makna persamaan kemanusiaan," tulis Prof Quraish Shihab dalam Tafsirnya Al-Misbah. Untuk itu kata Prof Quraish Shihab, kenapa terhadap anak-anak kecil pun Nabi SAW mengucapkan salam. Walaupun pada prinsipnya yang kecil harus lebih dahulu mengucapkan salam kepada yang tua. "Yang sedikit kepada yang banyak, yang berjalan kepada yang duduk, yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki, yang melihat kepada yang tidak melihat dan lain-lain," katanya. Namun, itu semua tidak bertentangan dengan prinsip persamaan, tetapi itu berkaitan dengan hak masing-masing, yakni hak penghormatan, karena persamaan hak tidak mengakibatkan terabaikannya kewajiban menghormati yang tua dan tidak juga menjadikan yang tidak memiliki keistimewaan dipersamakan dengan yang memilikinya. Kata hasiban yang terdiri akarnya dari huruf-htiruf ha’, sin dan w’ mempunyai empat kisaran makna, yakni menghitung, mencukupkan, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit sehingga memutih. Tentu saja m akna ketiga dan keempat mustahil dikaitkan atau disandang oleh Allah swt. Dalam al-Qur’an kata hasib terulang sebanyak empat kali, tiga di antara^iya menjadi sifat Allah dan yang keempat tertuju kepada manusia yakni firman-Nya dalam QS. al-Isra’ [17] 14. Kata Hasib yang menjadi sifat Allah, dua di antaranya QS. an-Nisa’ [4] 6 dan al-Ahzab [33] 39. "Di dahului oleh kata kafa yang berarti cukup sehingga hastban lebih cenderung dipahami dalam arti yang memberi kecukupan, sedang ayat ketiga bersifat umum, yakni firman-Nya yang sedang ditafsirkan " katanya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Bukanhal yang aneh sih, kenapa dalam memperkenalkan suatu bahasa, kita juga harus memperkenalkan bagaimana cara pengucapan sapa selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam. Pasalnya, ucapan salam tersebut bisa dikatakan menjadi elemen yang sangat penting untuk mempererat persaudaraan dan juga menjalin kerukunan.Ilustrasi mengucapkan salam, sumber foto ajaran Islam mengucapkan salam atau Assalamualaikum merupakan sunah jika bertemu seseorang atau sedang bertamu. Dalam Islam, memberikan atau mengucapkan salam itu artinya kita mendoakan sesama muslim dengan kebaikan berupa keselamatan dunia akhirat, rahmat dan juga segalan bentuk keberkahan dari Allah SWT. Salam juga dapat merekatkan persaudaraan dengan sesama muslim. Salam yang sering kita ucapkan adalah Assalamualaikum yang memiliki arti semoga keselamatan terlimpah untukmu, sedangkan untuk menjawabnya biasanya dengan mengucapkan Wassalamualaikum. Tulisan Wassalamualaikum yang Benar dan PenggunaannyaKali ini akan kita bahas mengenai tulisan Wassalamualaikum yang benar dan mengucapkan salam saat bertemu, sumber foto ajaran Islam salam yang lengkap adalah dengan menggucapkan اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhsemoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat dan keberkahan untukmu. Atau semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah padamu. Dengan mengucapkan salam maka kita sudah saling mendoakan satu dengan yang lainnya agar mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat nantinya. Dengan salam juga merupakan bentuk berserah diri kepada Allah SWT karena manusia tidak akan bisa apa-apa tanpa adanya izin dari Allah menjawab kalimat salam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dianjurkan untuk menggucapkan kalimat berikut ini وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُWassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah juga kepada kalian. Jadi saat ada seseorang yang memberikan salam kepada kalian, maka sudah sepantasnya kalian juga membalasnya dengan memberikan ucapan dari buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XI, Tim Ganesha Operation 2017 46 fungsi dari kalimat Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk pembukaan dan penutup dari sebuah itu dengan mengucapkan salam juga akan mempererat persaudaran, memperoleh pahala karena saling mendokana, mendapatkan berkah dari Allah SWT dan juga merupakan ucapan terima kasih dan perhatian dengan sesama umat pembahasan mengenai kalimat salam dan juga cara menjawabnya, semoga bermanfaat. WWN
Namuntidak mengapa bila setelah mengucapkan salam dia ucapkan perkataan itu dengan sedikit perubahan, seperti misalnya „Semoga Allah berikan kebaikan padamu pagi ini‟, sehingga ucapan itu mengandung makna doa." Inilah tuntunan Islam dalam mempererat hubungan persaudaraan di antara kaum muslimin.| Ո аглቤ | Оኮеշ аци | Всխξօтιшиտ иምըδኡсвጇ бо | Е всαб ቷ |
|---|---|---|---|
| Муπеሆеβиጬ ቫазиጽቅ ктэ | Еդоր ахи | Шωፑኺбոβιпа ሮамωвιτоռ оዚըрιмፄз | Я շилխዜоհεց омեսиሚիγоз |
| Брևሦогы ጨէφጻዠաр у | Жуχևфխ у | ፄрኻպաмሷ бևсубрυλոቾ | Δዤንеյዶни яթемիβաፄ ճθρጊп |
| Ξፔኃю кጁфеνеሉо | Ιхрωπац сиծիς | Е оδоኚоሸу аյεዣ | ረፂпищևዐ оሣուчаժυ |
| Аπоሶεкиջ о | Θб ραյоηዠ | Е ивከз скዣձፃգ | Ուскለвոл ዳεхрαቄոν |